Hy, semuanya!
Kali ini gue mau post sejarah tentang persahabatan gue (gayanya sejarah) . Kenapa gue mau post tentang ini? Karena menurut gue munculnya persahabatan gue ini cukup unik dan aneh. Dan gue berharap banget kisah gue bisa jadi pelajaran atau jadi inspirasi buat kalian semua ..
Gue sekolah di SMPN 265 , cakung Jaktim. Gue dari dulu gak pernah sekolah di negeri dan baru merasakan betapa sulitnya berbaur dengan anak-anak dari berbagai kalangan. Ada yang keluarganya berkecukupan dan ada yang tidak. Awalnya gue berpikir gak bakal punya teman seseru dan seasik teman-teman di sekolah swasta dulu. Tapi gue SALAH besar.
Memang disini heterogen banget. Semua agama, suku ada. Yang kulitnya putih atau hitam ada. Yang sombong dan rendah hati pun ada. Dan gue merasa down banget ngerasainnya. Karena sebelumnya gue belum pernah menghadapi orang-orang baru yang super-duper berbeda.
Ada satu cerita waktu gue awal masuk sekolah. Gue masuk ke kelas yang salah. Oke ini gue malu banget. Tapi ini bukan salah gue, ini salah sekolah karena salah mendata. Dan besoknya gue dipindahin ke kelas yang lain, dan dari sinilah cerita gue dimulai ..
Sistem di negeri adalah anak-anak yang beragama non muslim dijadikan satu kelas. Awalnya gue pikir nanti belajarnya sama siapa, temannya asik gak ya, bisa diajak susah gak ya. Pokoknya pikiran gue tentang teman-teman disekitar gue selalu begitu. Ketika gue masuk kelas dan mengamati satu per satu, pikiran negatif pun muncul "kok anaknya gini semua ya?' "ah gak asik" "masa pada diem semua" "ah gak bakal betah nih". Akhrinya gue memberanikan diri untuk bertanya ke salah satu anak, apa ada anak-anak kristen lain yang disini. Dan, gue pun kenalan dengan mereka.
Oke, gue sebutkan nama mereka. Yang pertama namanya Jessica Yolanda. Dia alumni SD Alodia. Ketika kami mengobrol, ternyata dia kenal salah stau teman gue ketika SD. Dan itulah yang menjadi pokok pembicaraan kami. Lalu gue pun berkenalan dengan Renata Marintan Olivia dan Mega Mustika. Awalnya gue pikir cuman jadi teman biasa aja, eh ternyata malah keterusan hehe ..
Waktu pun berlalu and we're still together.
Ketika kami kelas 8, kami udah gak satu kelas lagi. Kami tersebar dimana-mana. Awalnya gak terima, karena kami gak mau pisah. Tapi apalah daya kami yang cuman bisa menerima kenyataan ..
Kelas 8 adalah masa-masa nakalnya kami. Setiap weekend jalan-jalan, males belajar, kerjain pr disekolah dll. Kelas 8 juga kami mulai merasakan yang namanya falling in love #asseek. Kami sering curhat-curhatan , ngomongin gosip terbaru, dll. Yang paling tidak ngenes diantara kami hanyalah MEGA. kenapa? Karena dia dengan mudah mendapatkan pacar, sementara kami ditinggalkan (oke).
Oiya, selain kami berempat, ada juga teman kami ANJANI ALICIA AZCHA. Anjani itu paling muda diantara kami, sementara Mega paling tua. Dia tidak seagama dengan kami, tapi dia selalu menghargai kami. Awalnya Jane (panggilan Anjani) merasa takut untuk bergabung dengan kami, karena berbeda agama. Tapi, setelah kami meyakinkan dia, akhirnya dia pun ikut tergabung.
Sebenernya, kami ini bukan Geng yang sukanya menguasai sekolah. BUKAN. Kami terbentuk karena masalah pertemanan dengan teman yang lain. Ketika kami berkumpul, semua masalah terasa hilang dan hanya tertawa untuk hal-hal kecil.
Semakin lama, gue baru sadar kalau pikiran gue ketika awal masuk sekolah itu kesalahan besar. Karena nyatanya, gue bertemu dengan teman-teman hebat yang selalu di samping gue.
Cerita kita berlima tidak semulus yang gue tuliskan disini. Ada kalanya kita bertengkar, marah. Dan ada kalanya juga kita menjadi sangat dekat dan tertawa bersama.
Di kelas IX ini gue merasakan yang namanya temen berasa keluarga. Yang bisa bantuin gue cuman mereka, yang bisa dengerin curhat alay gue cuman mereka, yang bisa bully gue cuman mereka, yang bisa bikin gue ketawa sampe gila juga cuman mereka. Yap, kelas IX adalah masa-masa terakhir kami. Masa-masa kami berjuang untuk tetap bersama, berjuang untuk lulus bersama, berjuang untuk mempertahankan persahabatan kami. Di kelas IX ini jauh lebih rumit dari sebelumnya. Karena kami jarang berkumpul, jarang jalan bareng lagi gak kaya dulu. Tapi kami berusaha setiap waktu kosong yang kami miliki, digunakan untuk berkumpul walaupun sulit sekali.
Banyak orang yang berusaha menghancurkan persahabatan kami. Mengambil salah satu teman kami dan berusaha menjatuhkan kami. Tapi kenyataannya, tidak bisa. Karena kami bukan lagi teman, tapi sahabat menjelma keluarga.
Yang mau gue sampaikan adalah, berteman lah dengan orang yang benar. Pertemanan kamu mencerminkan bagaimana diri kamu yang sebenernya. Gue gak setuju sama pernyataan "Berteman tidak boleh pilih-pilih". Karena kenyataannya, berteman memang harus dipilih. Kita harus selektif kalau tidak mau jatuh ke dalam pergaulan yang salah. Jika kita mau dekat dengan seseorang, kita harus tau dulu bagaimana dia.
Cuman ini yang bisa gue tuliskan, karena kalau ditulis semua rasanya gak bakal cukup hehe ..
Makasih udah mau baca cerita yang kayanya "gak jelas" ini
Thank you from Mega, Jane, Renata, Jessica, and Me
Kali ini gue mau post sejarah tentang persahabatan gue (gayanya sejarah) . Kenapa gue mau post tentang ini? Karena menurut gue munculnya persahabatan gue ini cukup unik dan aneh. Dan gue berharap banget kisah gue bisa jadi pelajaran atau jadi inspirasi buat kalian semua ..
Gue sekolah di SMPN 265 , cakung Jaktim. Gue dari dulu gak pernah sekolah di negeri dan baru merasakan betapa sulitnya berbaur dengan anak-anak dari berbagai kalangan. Ada yang keluarganya berkecukupan dan ada yang tidak. Awalnya gue berpikir gak bakal punya teman seseru dan seasik teman-teman di sekolah swasta dulu. Tapi gue SALAH besar.
Memang disini heterogen banget. Semua agama, suku ada. Yang kulitnya putih atau hitam ada. Yang sombong dan rendah hati pun ada. Dan gue merasa down banget ngerasainnya. Karena sebelumnya gue belum pernah menghadapi orang-orang baru yang super-duper berbeda.
Ada satu cerita waktu gue awal masuk sekolah. Gue masuk ke kelas yang salah. Oke ini gue malu banget. Tapi ini bukan salah gue, ini salah sekolah karena salah mendata. Dan besoknya gue dipindahin ke kelas yang lain, dan dari sinilah cerita gue dimulai ..
Sistem di negeri adalah anak-anak yang beragama non muslim dijadikan satu kelas. Awalnya gue pikir nanti belajarnya sama siapa, temannya asik gak ya, bisa diajak susah gak ya. Pokoknya pikiran gue tentang teman-teman disekitar gue selalu begitu. Ketika gue masuk kelas dan mengamati satu per satu, pikiran negatif pun muncul "kok anaknya gini semua ya?' "ah gak asik" "masa pada diem semua" "ah gak bakal betah nih". Akhrinya gue memberanikan diri untuk bertanya ke salah satu anak, apa ada anak-anak kristen lain yang disini. Dan, gue pun kenalan dengan mereka.
Oke, gue sebutkan nama mereka. Yang pertama namanya Jessica Yolanda. Dia alumni SD Alodia. Ketika kami mengobrol, ternyata dia kenal salah stau teman gue ketika SD. Dan itulah yang menjadi pokok pembicaraan kami. Lalu gue pun berkenalan dengan Renata Marintan Olivia dan Mega Mustika. Awalnya gue pikir cuman jadi teman biasa aja, eh ternyata malah keterusan hehe ..
Waktu pun berlalu and we're still together.
Ketika kami kelas 8, kami udah gak satu kelas lagi. Kami tersebar dimana-mana. Awalnya gak terima, karena kami gak mau pisah. Tapi apalah daya kami yang cuman bisa menerima kenyataan ..
Kelas 8 adalah masa-masa nakalnya kami. Setiap weekend jalan-jalan, males belajar, kerjain pr disekolah dll. Kelas 8 juga kami mulai merasakan yang namanya falling in love #asseek. Kami sering curhat-curhatan , ngomongin gosip terbaru, dll. Yang paling tidak ngenes diantara kami hanyalah MEGA. kenapa? Karena dia dengan mudah mendapatkan pacar, sementara kami ditinggalkan (oke).
Oiya, selain kami berempat, ada juga teman kami ANJANI ALICIA AZCHA. Anjani itu paling muda diantara kami, sementara Mega paling tua. Dia tidak seagama dengan kami, tapi dia selalu menghargai kami. Awalnya Jane (panggilan Anjani) merasa takut untuk bergabung dengan kami, karena berbeda agama. Tapi, setelah kami meyakinkan dia, akhirnya dia pun ikut tergabung.
Sebenernya, kami ini bukan Geng yang sukanya menguasai sekolah. BUKAN. Kami terbentuk karena masalah pertemanan dengan teman yang lain. Ketika kami berkumpul, semua masalah terasa hilang dan hanya tertawa untuk hal-hal kecil.
Semakin lama, gue baru sadar kalau pikiran gue ketika awal masuk sekolah itu kesalahan besar. Karena nyatanya, gue bertemu dengan teman-teman hebat yang selalu di samping gue.
Cerita kita berlima tidak semulus yang gue tuliskan disini. Ada kalanya kita bertengkar, marah. Dan ada kalanya juga kita menjadi sangat dekat dan tertawa bersama.
Di kelas IX ini gue merasakan yang namanya temen berasa keluarga. Yang bisa bantuin gue cuman mereka, yang bisa dengerin curhat alay gue cuman mereka, yang bisa bully gue cuman mereka, yang bisa bikin gue ketawa sampe gila juga cuman mereka. Yap, kelas IX adalah masa-masa terakhir kami. Masa-masa kami berjuang untuk tetap bersama, berjuang untuk lulus bersama, berjuang untuk mempertahankan persahabatan kami. Di kelas IX ini jauh lebih rumit dari sebelumnya. Karena kami jarang berkumpul, jarang jalan bareng lagi gak kaya dulu. Tapi kami berusaha setiap waktu kosong yang kami miliki, digunakan untuk berkumpul walaupun sulit sekali.
Banyak orang yang berusaha menghancurkan persahabatan kami. Mengambil salah satu teman kami dan berusaha menjatuhkan kami. Tapi kenyataannya, tidak bisa. Karena kami bukan lagi teman, tapi sahabat menjelma keluarga.
Yang mau gue sampaikan adalah, berteman lah dengan orang yang benar. Pertemanan kamu mencerminkan bagaimana diri kamu yang sebenernya. Gue gak setuju sama pernyataan "Berteman tidak boleh pilih-pilih". Karena kenyataannya, berteman memang harus dipilih. Kita harus selektif kalau tidak mau jatuh ke dalam pergaulan yang salah. Jika kita mau dekat dengan seseorang, kita harus tau dulu bagaimana dia.
Cuman ini yang bisa gue tuliskan, karena kalau ditulis semua rasanya gak bakal cukup hehe ..
Makasih udah mau baca cerita yang kayanya "gak jelas" ini
Thank you from Mega, Jane, Renata, Jessica, and Me
what do u mean--'
BalasHapus